Mimpi setinggi langit, jatuh diantara bintang
September 28, 2016
Maafkan aku Erdogan, bukan karena aku bermuka dua, bukan karena aku tanpa usaha, dan juga bukan karena aku menganggap dirimu hina pasca kudeta. Aku yakin ini semua merupakan ketentuan dzat yang menguasai semesta alam ini. Tapi entah mengapa hasrat untuk menimba ilmu di negri mu itu mulai sirna. hati ini sudah berpaling menuju negri para ambiya.
Maafkan aku sahabat, bukan karena aku ingin menghindar dari mu, bukan karena aku tidak menghargai harapan mu, dan juga bukan karena aku tidak yakin dengan pengalaman mu. Aku berharap persahabatan kita tidak dipisah kan oleh jarak yang membentang. Sebagaimana baginda rasulullah saw mengajarkan kita untuk memperluas silaturahmi, maka itulah yang menjadi batu tolakan ku.
Untuk mu negri para ambiya, bukan karena aku tidak pernah mencoba, bukan karena niat ini membabi buta, dan juga bukan karena ingatan ku akan negri mu dimakan masa. Tapi aku yakin Allah swt telah merencanakan yang terbaik untuk ku. Sungguh hati ini tidak akan beranjak dari hasrat nya untuk menimba ilmu di negri itu, ingin rasanya kaki ini melalang buana dihamparan padang pasir nan berbukit serta mengarungi panjang nya sungai Nil yang menjadi peradaban negri itu. Aku yakin piramida tidak akan berpindah dari tempat nya, Aku yakin kebiasaan mereka bertalaqi tidak akan pudar dimakan oleh waktu, dan aku juga yakin suata saat nanti Al-azhar berkenan menganggap diri ini bagian dari nya. Tunggu aku Cairo, semua akan indah pada waktu nya.
Terima kasih kota pelajar, akhirnya hati ini berlabuh di kota yang terkenal dengan keramahan orang nya. Kota yang kental dengan adat dan budaya nya. Bukan lah sebuah problema untuk menempuh pendidikan di sini, karena kota ini juga termasuk di dalam daftar pengembaraan ku.
"Selamat datang di kampus perjuangan." Slogan itu masih membayangi ku sampai saat ini. Ya, Universitas Islam Indonesia (UII). Universitas yang didirikan oleh pendiri bangsa ini sebulan sebelum kemerdekaan. Semoga ini merupakan pilihan yang terbaik dan mendapat ridha dari Allah swt.
Aku sangat bersyukur dengan skenario yang telah Allah swt titipkan kepada ku. Ternyata benar, sesuatu yang kita anggap baik, belum tentu baik disisi Allah swt. Begitu pula sebaliknya, sesuatu yang kita anggap buruk, belum tentu buruk disisi Allah swt. Yang terpenting kita harus yakin bahwa apa yang telah Allah swt rencanakan terhadap kita, lebih baik dari apa yang telah kita rencanakan jauh-jauh hari. Setidak nya aku sudah bermimpi setinggi langit, walaupun pada akhirnya terjatuh diantara bintang-bintang.
*Tulisan ini merupakan secuil mimpi dari penulis yang dituang dalam bentuk tulisan yang mana harapannya bermanfaat bagi pembaca dan menjadi inspirasi untuk terus bermimpi dan mewujud kan nya sampai pada waktu harapan kita diijabah oleh Allah 'azza wa jalla.
1 komentar
Makin keren aj tulisannya hehe
ReplyDelete