SOP Pernikahan

January 07, 2018



”wahai pemuda barangsiapa diantara kalian sudah mampu menikah, menikahlah kalian, apabila belum mampu maka hendaklah berpuasa”

Pada kodratnya setiap insan manusia yang diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala saling berpasang-pasangan. Seperti halnya ada siang dan malam sebagai tempat kita beristirahat di dalamnya, ada matahari dan  juga bulan yang selalu setia mengintari bumi untuk menyinari dengan sinarnya. Manusia pertama kali yang diciptakan Allah juga berpasangan, yaitu Adam dan Hawa. Maka sudah wajar sekali seseorang itu  tertarik kepada lawan jenisnya. Oleh karena itu tidaklah pantas bahkan sangat tercela lagi hina jikalah seseorang itu malah menyukai sesama jenisnya atau istilah ini tengah ramai diperbincangkan di Indonesia yaitu LGBT.

 Ketika orang-orang banyak menghabiskan masa mudanya untuk bersenang-senang dengan keadaan mereka, namun ada sebagian orang yang sudah memutuskan di usia yang sama untuk menjalani bahtera rumah tangga yang pastinya banyak lika-liku didalamnya. Dikatakan usia muda adalah seseorang laki-laki maupun perempuan yang berusia antara 17 sampai 25 tahun.
Pastinya banyak alasan yang membuat orang-orang yang menikah muda harus memutuskan masa lajangnya. Baik dari segi dorongan dalam diri mereka untuk segera mencari pasangan hidup, ataupun dari rasa kekhawatiran orangtua yang merasa anaknya sudah pantas untuk mencari mahram supaya terlindung dari fitnah dan maksiat. Terlepas dari itu semua nikah di usia muda ternyata menuai banyak pro dan kontra. Bagi mereka wanita karir, maka pilihan menikah di usia muda bukan menjadi hal yang diutamakan. Ada juga yang beranggapan bahwa pada usia yang begitu muda, maka belum pantas atau mentalnya belum siap untuk menghadapi permasalahan rumah tangga yang silih berganti. Pada tulisan kali ini, saya akan mencoba menyampaikan pandangan saya mengenai hal-hal yang harus disiapkan ketika ingin menempuh bahtera rumah tangga baik yang  berkeinginan untuk menikah di usia muda maupun diatasnya atau disebut dewasa.

Pertama adalah pastikan terlebih dahulu niat kita untuk menikah sudah benar. Segala sesuatu itu tergantung kepada niatnya, dan setiap balasan juga tergantung kepada niatnya. Artinya disini kita menikah benar-benar karena perintah Allah dan sunnah rasulnya untuk memperbanyak keturunan (hifdzl nasl). Banyak  orang sering menyebutkan  menikahlah karena Allah untuk menyempurnakan sebagian agama. Maka apabila diawal ini kita sudah benar-benar berniat dengan baik, selanjutnya akan menjadikan hasilnya menjadi baik pula Allah akan ridho dengan niat kita dan menjadikan keluarga yang kita bangun ini menjadi keluarga yang selalu dinaungi sakinah mawaddah wa rahmah.  

Kedua pastinya harus memiliki calon pasangan, baik laki-laki maupun wanita yang ingin dinikahi. Carilah pasangan yang siap menerima apa adanya bukan ada apanya. Baiknya kita mencari pasangan yang siap berjuang bersama mulai dari nol. Kalau kita pernah mendengar lelucon dari ustadz Abdul Somad wanita yang mau memulai dari  nol Cuma ada di SPBU “mulai dari nol ya mas” , maka lelucon ini harus kita patahkan dengan kita bisa menemukan pasangan yang benar-benar mau susah senang bersama mulai dari nol. Pasangan yang baik adalah yang saling mengingatkan dalam ketaqwaan kepada ilahi rabbi.  Seorang lelaki  harus bisa meyakinkan wanita yang ingin dinikahinya bahwasannya dia akan benar-benar serius tanpa memberikan harapan palsu untuk segera menemui orangtuanya dan menyatakan niat untuk segera menikahi anak perempuannya. Sebagai seorang wanita, dia juga harus bersifat tegas untuk tidak berharap atau menunggu lama keputusan dari seorang lelaki. Kebanyakan orang terjebak berlama-lama dalam masa ta’aruf yang sebenarnya ini tidak benar, karena hal ini bisa jatuh kepada pacaran seperti halnya sering kita mendengar istilah pacaran syar’i. Padahal jelas Islam melarang kita untuk mendekati zina, maka pacaran adalah salah satu hal yang mendekatkan kita kepada perbuatan zina.

Ketiga, yakinkan orangtua kita bahwa kita sudah layak untuk menikah. Mungkin bagi sebagian orang hal ini sedikit menjadi penghambat bagi mereka dalam melancarkan aksinya untuk menikah. Bagi seorang wanita, dia hanya cukup meyakinkan orangtuanya saja bahwa dia sudah pantas untuk menikah dan kemungkinan untuk disetujui juga lebih besar terlebih kita ketahuui bahwasanya kebanyakan orangtua menginginkan anak perempuannya untuk segera menikah. Namun sebaliknya bagi para lelaki, mereka tidak hanya harus meyakinkan orangtuanya sendiri, dia juga harus bisa meyakinkan calon mertuanya bahwa dia sudah siap untuk menikah dan menjaga anaknya.

Untuk meyakinkan orangtuanya sendiri, seorang lelaki harus sudah menampakkan kepribadian diri yang sudah siap untuk menjadi pemimimpin rumah tangga. Dari hal yang simpel saja misalnya, seorang lelaki harus sudah tidak bergantung  lagi dari hal keungan kepada kedua orangtua. Setidaknya dia sudah mampu untuk bertahan hidup ketika jauh dari orangtua dengan berusaha untuk bekerja keras mencari sedikit uang. Sedangkan untuk meyakinkan calon mertua, seorang lelaki harus bisa bersikap berani untuk menemuinya dan menyampaikan maksud dan tujuannya denagan jujur sesuai apa adanya. Kebanyakan calon mertua akan menanyakan pertanyaan horor berkaitan dengan pendapatan kalian untuk menghidupi anak perempuannya. Maka sebagai seorang lelaki yang baik harus berani menyampaikan sebenar-benarnya. Selain itu, seorang wanita juga menjadi peran penting untuk membantu dalam meyakinkan orangtuanya.

Seorang wanita yang baik adalah dia yang  memudahkan maharnya dan sebaik baik lelaki adalah yang paling banyak maharnya.  Menikahlah dengan segala kebaikan karena sesuatu yang dibuka dengan yang baik akan berakhir dengan yang baik pula. Sebagai seorang suami jadilah pemimpin rumah tangga yang bisa menjadikan seorang istri mendapatkan surganya, dan bagi seorang istri bantulah untuk menyukseskan suaminya agar berbakti kepada ibunya karena surga istri atas suaminya dan surga suami atas ibunya. Bagi kita yang saat ini masih jomblo, maka bersabarlah dan ingat janji Allah untuk orang yang bersabar balasan yang tidak akan pernah habis. Selain itu terus berusaha berbenah dan memperbaiki diri karena Allah sehingga Allah meridhoi kita dan memberikan jodoh yang baik untuk kita. Karena yang baik hanya datang untuk yang baik.






You Might Also Like

1 komentar